Informasi Seputar Wirausaha
Support by Rzlfotocopy.com

Mental yang Kuat Kunci Utama Kalangan Muda Jadi Pengusaha Sukses

Dua tahun memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), terus tak sedikit bermunculan pengusaha di Indonesia dari beberapa kalangan. Meskipun jauh sebelum ditetapkan MEA, sudah tak sedikit timbul pengusaha yang mengawali dari nol, salah satunya yaitu Yasa Paramitha Singgih.

Pengusaha yang mengawali bisnis sejak berumur 15 tahun tersebut mengaku dari keluarga yang tak lebih berada. Yasa mengawali bisnisnya dengan modal keinginan yang kuat, serta wajib siap dengan resiko yang diterima.

“Menjadi seorang pengusaha yang berhasil, tergantung dari mental masing-masing orang. Meskipun sekarang sudah tak sedikit pengusaha berhasil serta mempunyai brand, jangan menjadi takut untuk mengawali. Sebesar apapun brand yang ada, bakal rutin ada kesempatan untuk menggantikannya,” ucap Yasa saat membagi pengalamannya pada Talkshow Kewirausahaan, Kamis (6/4) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Pengusaha yang sudah mengawali bisnisnya saat menginjak bangku SMP tersebut memaparkan, keberaniannya timbul di saat kondisi ayahnya yang sedang terkena serangan jantung. Yasa berasumsi, usaha yang tak jarang diperbuat oleh anak muda yaitu bisnis makanan serta fashion. Sampai pada akhirnya, Yasa memilih untuk mengawali bisnis bidang fashion, dengan membikin kaos yang ditampilan memakai Microsoft word.

“Saya pada waktu itu belum dapat membikin tampilan dengan corel draw, alias photoshop. Saya mencoba tampilan dengan memakai Microsoft word. Langkah ini membikin saya dibilang aneh oleh temen saya. Tapi saya tak malu, sampai akhirnya ketika usaha ini berhasil, tak sedikit yang mengapresiasi langkah saya,” paparnya.

Owner Men’s Republic yang sekarang sudah memasarkan produknya sampai 15 negara di seluruh dunia tersebut mempunyai prinsip bahwa dalam berwirausaha, yang diperlukan merupakan action bukan mencari tahu pengusaha lain yang sudah meraih keberhasilan.

“Apabila ingin berwirausaha, mulailah dari yang sederhana. Sebagai contoh sebelum saya mengawali bisnis sepatu, saya menyaksikan belum tak sedikit model yang saya suka. Ini dapat menjadi kesempatan untuk mengawali. Tidak hanya itu, jangan cari tahu tak sedikit faktor (pengusaha berhasil, red). Apabila anda mencari tahu, anda bakal takut mengawali serta dengan cara tak langsung bakal terus tahu resiko yang didapat,” pesannya.

Senada dengan yang dikatakan oleh Yasa, Cholidi Asadil Alam yang adalah pengusaha Serabi Duren dan Resto Ody Bangil, berbicara bahwa mental seorang pengusaha berawal dari keberanian untuk berani mengawali.

“Mental pengusaha itu apa yang tak ada yang menjual, kami wajib dapat mengadakan. Saat diberi peluang berjumpa dengan almarhum Bob Sadino, beliau berbicara bahwa yang dicari seorang pengusaha bukan untungnya, tapi menyesal. Ini artinya, apabila para pengusaha hanya mencari untungnya saja, tentu bakal malas untuk melanjutkan. Tak sama dengan mencari menyesal, yang mentalnya jauh lebih kuat apabila mengalami kebangkrutan,” ucap pemain film Ketika Cinta Bertasbih tersebut.

Tidak sama halnya dengan Yasa yang mengawali bisnis di bidang fashion, Cholidi yang mengawali bisnisnya di bidang makanan tersebut mengaku wajib berani berinovasi. Disamping inovasi yang unik, diperlukan juga cita rasa yang kuat, pelayanan yang baik, dan kebersihan supaya usaha masih berlangsung.

“Apabila ingin berbisnis makanan, tantangannya sangat berat. Di samping wajib mempunyai keunikan rasa yang enak, owner wajib terjun langsung. Apabila ditinggal untuk kepentingan lain, bakal mempengaruhi cita rasa, dan pastinya bakal mempengaruhi omzet. Apabila stuck dengan produk yang dikerjakan, tak ada perkembangan yang baik, kami dapat mencoba usaha lainnya tanpa wajib meninggalkan produk yang sudah dirintis,” jelasnya.

Kenikmatan dalam berwirausaha sudah dirasakan oleh Cholidi saat memilih berbisnis daripada terbelit kontrak. “Rizki yang Allah berbagi di muka bumi ini yang terbesar yaitu berdagang. Dengan berdagang, kami dapat meraih kemerdekaan. Artinya kami bakal merdeka dalam faktor waktu. Kapan pun terserah kami yang mengelola. Kedua, kami juga merdeka dengan cara finansial. Sedikit ataupun tak sedikit uang yang kami miliki dari hasil usaha, uang milik kita. Jadilah pengusaha yang mempunyai mental yang kuat. Suatu Negara yang tak sedikit pengusaha, bakal menjadikan Negara lebih maju,” ujarnya.

Sumber: BisnisUKM.com
Tag : bisnis
Back To Top