Dalam setahun terbaru, pertumbuhan start up di Indonesia terbukti sangat pesat. Bahkan beberapa macam ide kreatif mulai bermunculan sampai tidak sedikit pengusaha muda Indonesia yang selain berprestasi di negaranya, tapi juga mulai merambah pasar mancanegara.
Tapi ternyata, kisah manis semacam di atas tidak dialami semua orang. Tidak sedikit start up di Indonesia hanya bersi kukuh dalam hitungan tahun, sebelum akhirnya berganti bidang usaha alias justru lenyap tanpa sisa.
Tidak salah apabila tidak sedikit yang bilang mengawali bisnis (start up) lebih mudah, daripada membesarkan bisnis tersebut. Pasalnya, selagi ini para pemula justru sibuk menghabiskan waktu untuk mencari modal setidak sedikit-tidak sedikitnya tanpa memikirkan langkah strategis untuk mengembangkan usahanya. Padahal, modal dana saja tidak dapat menjamin apakah bisnismu dapat berkembang dengan sendirinya!
Nah, buat kalian pengusaha muda yang ingin berhasil mengembangkan usaha! Simak 4 nasihat dikutip dari id.techinasia.com, sebab bagaimanapun juga bisnis itu butuh di scale up selain sebatas start up.
Buat produk yang bakal dibeli pemakai
Ide brilian, bukan? Ide ini terbukti sangat sederhana sampai terlihat agak bego saat diungkapkan. Tapi, dari pengalaman saya berinteraksi dengan startup lokal, universitas, sekolah pemrograman, dan akselerator di Vietnam, ada tidak sedikit entrepreneur muda yang tidak mengikuti aturan sederhana ini.
Pendanaan bukanlah faktor harus bagi startup
Sebagaimana dikabarkan di tidak sedikit media semacam TechCrunch, Peretas News dan di beberapa agenda dan diskusi komunitas, pendanaan merupakan faktor yang penting dalam membangun startup. Padahal, itu merupakan suatu kebohongan atau, setidaknya, tidak sepenuhnya benar.
Apabila kalian merupakan seorang entrepreneur muda (di Asia, alias di belahan bumi mana pun), ketahuilah bahwa bisnis kalian masih dapat berkembang tanpa memperoleh pendanaan dari pihak luar.
Jangan Stress
Berkecimpung di dunia startup dapat membikin kalian stres. Dunia startup penuh dengan petualangan emosi yang naik turun. Tidak ada istilah work-life balance, sebab kalian harus bekerja sampai delapan puluh jam seminggu.
Ini merupakan nasihat yang kurang baik dan kuno. Bila para founder berpikir bekerja keras merupakan faktor yang normal, maka mereka tidak bakal keberatan apabila pekerjaan mendominasi kenasiban mereka. Mereka pikir, tumpukan pekerjaan merupakan faktor yang biasa.
Padahal, kenyataannya tidaklah demikian.
Asumsi yang menyebut kultur startup begitu lekat dengan stres, nasib tidak seimbang, bahkan membikin kalian menjadi seseorang yang gila kerja, merupakan salah besar. Saya sehingga khawatir memikirkan para entrepreneur (dan timnya) yang menerima ide gila ini sebagai risiko menjalankan bisnis.
Nyatanya, kamu harus menyadari dua hal ini: pertama, pekerjaan tidak akan pernah habis; kedua, kebiasaan kamu dalam bekerja dan kultur yang kamu bangun saat ini akan terus melekat pada dirimu untuk jangka panjang.
Jadi, tak ada salahnya membangun kebiasaan kerja yang sehat untuk hidupmu. Daripada bekerja selama enam belas jam sehari, mengapa tak mencoba untuk bekerja fokus dalam empat atau enam jam saja?
Bekerja selama enam belas jam sehari sekalipun tetap akan menyisakan pekerjaan untuk esok hari. Jadi, alokasikan sisa waktumu di hari itu untuk hal-hal lain yang lebih penting: keluarga, teman-teman, makan malam, ngopi, berolahraga, melakukan hobi, atau menghabiskan waktu dengan pasanganmu. Semua hal ini (ditambah dengan bisnismu) akan membentuk hidup yang lebih menyenangkan.
Menjalani hidup yang baik
Orang-orang Asia yang skeptis mungkin akan berpikir bahwa kami tidak cukup ambisius dalam menjalankan bisnis. Mungkin kami melewatkan kesempatan untuk meraup pundi-pundi uang. Namun, memiliki banyak uang, pengguna, pangsa pasar nyatanya tak terlalu penting bagi kami.
Secara finansial, kondisi kami baik-baik saja. Dengan tingkat pertumbuhan saat ini, kami berpotensi meraih satu juta dolar pendapatan pada tahun depan. Kami juga ingin agar bisnis ini tumbuh dengan nilai jutaan dolar di tahun-tahun berikutnya. Seberapa besar uang yang kami dapat? Kami tak peduli.
Meski kami sangat menginginkan penghasilan, uang bukanlah motivasi utama. Kami memang sangat ambisius, tapi dengan cara yang berbeda. Kami ingin menjadi kreatif, melayani orang lain, mengembangkan produk yang dicintai orang, dan menaklukkan berbagai tantangan kerja.
Uang hanyalah hal ke sekian yang ada di pikiran kami. Uang bukanlah tujuan dan alasan kami membangun bisnis. Dan, saya rasa, inti dari nasihat ini adalah keinginan kita untuk menjalani hidup yang baik.
Ketika kamu mengembangkan produk yang dibeli orang-orang, tak terikat dengan suntikan dana dari pemodal ventura, serta menghindari kebiasaan bekerja terlalu keras, saat itulah hidupmu menjadi sangat menyenangkan.
Anda sedang mencari peluang usaha/bisnis yang memiliki prospek menjanjikan? Usaha fotocopy dari dulu sampai sekarang masih memiliki peluang. Kami dari CV Restu Jaya Sentosa menyediakan Mesin Fotocopy bagi anda yang ingin memulai usaha fotocopy / copy center. Siap kirim ke seluruh Indonesia. Gratis pengiriman untuk Jabodetabek. Garansi 1 tahun.
Hubungi kami :
CV Restu Jaya Sentosa
Mobile : 0815 930 5723
Telp : 0217457959
Email : rzlcopy151@gmail.com
Website : http://rzlfotocopy.com
Tapi ternyata, kisah manis semacam di atas tidak dialami semua orang. Tidak sedikit start up di Indonesia hanya bersi kukuh dalam hitungan tahun, sebelum akhirnya berganti bidang usaha alias justru lenyap tanpa sisa.
Tidak salah apabila tidak sedikit yang bilang mengawali bisnis (start up) lebih mudah, daripada membesarkan bisnis tersebut. Pasalnya, selagi ini para pemula justru sibuk menghabiskan waktu untuk mencari modal setidak sedikit-tidak sedikitnya tanpa memikirkan langkah strategis untuk mengembangkan usahanya. Padahal, modal dana saja tidak dapat menjamin apakah bisnismu dapat berkembang dengan sendirinya!
Nah, buat kalian pengusaha muda yang ingin berhasil mengembangkan usaha! Simak 4 nasihat dikutip dari id.techinasia.com, sebab bagaimanapun juga bisnis itu butuh di scale up selain sebatas start up.
Buat produk yang bakal dibeli pemakai
Ide brilian, bukan? Ide ini terbukti sangat sederhana sampai terlihat agak bego saat diungkapkan. Tapi, dari pengalaman saya berinteraksi dengan startup lokal, universitas, sekolah pemrograman, dan akselerator di Vietnam, ada tidak sedikit entrepreneur muda yang tidak mengikuti aturan sederhana ini.
Pendanaan bukanlah faktor harus bagi startup
Sebagaimana dikabarkan di tidak sedikit media semacam TechCrunch, Peretas News dan di beberapa agenda dan diskusi komunitas, pendanaan merupakan faktor yang penting dalam membangun startup. Padahal, itu merupakan suatu kebohongan atau, setidaknya, tidak sepenuhnya benar.
Apabila kalian merupakan seorang entrepreneur muda (di Asia, alias di belahan bumi mana pun), ketahuilah bahwa bisnis kalian masih dapat berkembang tanpa memperoleh pendanaan dari pihak luar.
Jangan Stress
Berkecimpung di dunia startup dapat membikin kalian stres. Dunia startup penuh dengan petualangan emosi yang naik turun. Tidak ada istilah work-life balance, sebab kalian harus bekerja sampai delapan puluh jam seminggu.
Ini merupakan nasihat yang kurang baik dan kuno. Bila para founder berpikir bekerja keras merupakan faktor yang normal, maka mereka tidak bakal keberatan apabila pekerjaan mendominasi kenasiban mereka. Mereka pikir, tumpukan pekerjaan merupakan faktor yang biasa.
Padahal, kenyataannya tidaklah demikian.
Asumsi yang menyebut kultur startup begitu lekat dengan stres, nasib tidak seimbang, bahkan membikin kalian menjadi seseorang yang gila kerja, merupakan salah besar. Saya sehingga khawatir memikirkan para entrepreneur (dan timnya) yang menerima ide gila ini sebagai risiko menjalankan bisnis.
Nyatanya, kamu harus menyadari dua hal ini: pertama, pekerjaan tidak akan pernah habis; kedua, kebiasaan kamu dalam bekerja dan kultur yang kamu bangun saat ini akan terus melekat pada dirimu untuk jangka panjang.
Jadi, tak ada salahnya membangun kebiasaan kerja yang sehat untuk hidupmu. Daripada bekerja selama enam belas jam sehari, mengapa tak mencoba untuk bekerja fokus dalam empat atau enam jam saja?
Bekerja selama enam belas jam sehari sekalipun tetap akan menyisakan pekerjaan untuk esok hari. Jadi, alokasikan sisa waktumu di hari itu untuk hal-hal lain yang lebih penting: keluarga, teman-teman, makan malam, ngopi, berolahraga, melakukan hobi, atau menghabiskan waktu dengan pasanganmu. Semua hal ini (ditambah dengan bisnismu) akan membentuk hidup yang lebih menyenangkan.
Menjalani hidup yang baik
Orang-orang Asia yang skeptis mungkin akan berpikir bahwa kami tidak cukup ambisius dalam menjalankan bisnis. Mungkin kami melewatkan kesempatan untuk meraup pundi-pundi uang. Namun, memiliki banyak uang, pengguna, pangsa pasar nyatanya tak terlalu penting bagi kami.
Secara finansial, kondisi kami baik-baik saja. Dengan tingkat pertumbuhan saat ini, kami berpotensi meraih satu juta dolar pendapatan pada tahun depan. Kami juga ingin agar bisnis ini tumbuh dengan nilai jutaan dolar di tahun-tahun berikutnya. Seberapa besar uang yang kami dapat? Kami tak peduli.
Meski kami sangat menginginkan penghasilan, uang bukanlah motivasi utama. Kami memang sangat ambisius, tapi dengan cara yang berbeda. Kami ingin menjadi kreatif, melayani orang lain, mengembangkan produk yang dicintai orang, dan menaklukkan berbagai tantangan kerja.
Uang hanyalah hal ke sekian yang ada di pikiran kami. Uang bukanlah tujuan dan alasan kami membangun bisnis. Dan, saya rasa, inti dari nasihat ini adalah keinginan kita untuk menjalani hidup yang baik.
Ketika kamu mengembangkan produk yang dibeli orang-orang, tak terikat dengan suntikan dana dari pemodal ventura, serta menghindari kebiasaan bekerja terlalu keras, saat itulah hidupmu menjadi sangat menyenangkan.
Anda sedang mencari peluang usaha/bisnis yang memiliki prospek menjanjikan? Usaha fotocopy dari dulu sampai sekarang masih memiliki peluang. Kami dari CV Restu Jaya Sentosa menyediakan Mesin Fotocopy bagi anda yang ingin memulai usaha fotocopy / copy center. Siap kirim ke seluruh Indonesia. Gratis pengiriman untuk Jabodetabek. Garansi 1 tahun.
Hubungi kami :
CV Restu Jaya Sentosa
Mobile : 0815 930 5723
Telp : 0217457959
Email : rzlcopy151@gmail.com
Website : http://rzlfotocopy.com
Tag :
bisnis