JAKARTA, - Google kembali mengangkat startup lokal opsi untuk berguru ke markas besarnya di Mountain View, San Francisco, AS, melewati program Launchpad Accelerator ke-3.
Ada enam startup opsi yang menjadi perwakilan Indonesia, yakni Snapcart, Qlue, iGrow, Jurnal, Ruma, serta Picmix.
Keenamnya adalah startup lintas sektor yang berusaha memudahkan kehidupan manusia, baik di bidang pertanian, manajemen keuangan, transportasi, jejaring sosial, sampai layanan pengeditan gambar.
Mereka baru saja kembali ke Tanah Air pada Februari lalu seusai dua minggu "ditempa" oleh ahli teknologi berpengalaman dari Google. Keenam perwakilan startup mengaku mendapat pelajaran berharga untuk mengembangkan usaha rintisan digital.
"Pengalaman paling berharga merupakan interaksi dengan para mentor," ucap founder sekaligus CEO Snapcart, Reynazan Royono, Kamis (16/3/2017), di sela-sela media gathering Google di The Hook, Jakarta.
"Sebelum kita ke sana, kita telah berkomunikasi via internet, mereka menanyakan keperluan kita serta sangatlah menolong mencarikan solusi," imbuhnya.
Snapcart merupakan software selular yang berbagi cashback terhadap pembeli seusai memindai bukti pembayaran mereka. Snapcart mengumpulkan sejumlah data pembelian, menganalisis, serta memperkenalkan hasil analisisnya terhadap brand dengan cara real time.
Kesan yang sama juga didapat founder sekaligus CEO Ruma, Aldi Haryopratomo. Ia merasa “kecil” seusai berjumpa orang-orang berpengalaman di Google.
“Kami rata-rata telah membangun startup selagi dua sampai tiga tahun. Kita merasa telah berpengalaman," kata Aldi.
"Namun di sana, nyatanya mata kita terbuka bahwa tak sedikit ketidak lebihan pada layanan kami. Hebatnya, kita dibantu berpikir memecahkan beberapa persoalan itu selama dua minggu,” ia menuturkan.
Ruma adalah perusahaan yang menawarkan sistem bisnis berbasis teknologi pada pengusaha mikro. Bisnis yang ditawarkan pada pengusaha mikro antara lain ialah layanan berbasis transaksi semacam penjualan pulsa, layanan pembayaran tagihan, dan layanan keuangan.
Secara garis besar, pelajaran yang diperoleh oleh para perwakilan startup Indonesia adalah mengenai taktik pemasaran, penghitungan bisnis, kegunaan tools teknis, user experience dan user interface atau UI/UX, sampai pembentukan iklim kerja yang enjoy.
Membangun jaringan
Selain mendapat ilmu baru dari ahli startup, peserta Launchpad Accelerator juga punya peluang membangun jaringan dengan startup dari negara lain yang juga ikut Launchpad Accelerator, semacam India, Thailand, Brazil, Meksiko, Malaysia, dan Vietnam.
"Saya suka space yang disediakan Google di sana. Kita bisa berkolaborasi dengan pelaku startup," kata founder iGrow, Andreas Senjaya.
Bahkan menurut Andreas, ada startup dari Brasil yang mau membuka channel iGrow dengan petani di negara asalnya.
"Pertumbuhan startup kita tidak melulu fokus di dalam negeri, tapi juga bisa ekspansi ke negara lain," kata Andreas.
iGrow adalah startup asal Depok yang menolong petani yang menganggur, lahan yang tidak terpakai, dan para investor untuk bisa menghasilkan makanan organik dengan nilai tinggi dan pendapatan yang berkelanjutan. Layanan ini berbasis perangkat lunak manajemen pertanian.
Keenam startup dipilih sebagai "wajah" Indonesia di kancah global atas berbagai pertimbangan. Antara lain basis pemakai yang telah stabil, tutorial pembagian persoalan lokal yang unik, dan tim yang kokoh.
Selain mendapat peluang jalan-jalan sambil belajar selagi dua minggu di markas Google, para startup juga bakal masih dibimbing selagi enam bulan ke depan oleh para mentor.
Masing-masing startup juga mendapat pendanaan tanpa ekuitas dari Google senilai 50.000 dollar AS atau setara Rp 666 juta.
Sumber: KOMPAS.com
Ada enam startup opsi yang menjadi perwakilan Indonesia, yakni Snapcart, Qlue, iGrow, Jurnal, Ruma, serta Picmix.
Keenamnya adalah startup lintas sektor yang berusaha memudahkan kehidupan manusia, baik di bidang pertanian, manajemen keuangan, transportasi, jejaring sosial, sampai layanan pengeditan gambar.
Mereka baru saja kembali ke Tanah Air pada Februari lalu seusai dua minggu "ditempa" oleh ahli teknologi berpengalaman dari Google. Keenam perwakilan startup mengaku mendapat pelajaran berharga untuk mengembangkan usaha rintisan digital.
"Pengalaman paling berharga merupakan interaksi dengan para mentor," ucap founder sekaligus CEO Snapcart, Reynazan Royono, Kamis (16/3/2017), di sela-sela media gathering Google di The Hook, Jakarta.
"Sebelum kita ke sana, kita telah berkomunikasi via internet, mereka menanyakan keperluan kita serta sangatlah menolong mencarikan solusi," imbuhnya.
Snapcart merupakan software selular yang berbagi cashback terhadap pembeli seusai memindai bukti pembayaran mereka. Snapcart mengumpulkan sejumlah data pembelian, menganalisis, serta memperkenalkan hasil analisisnya terhadap brand dengan cara real time.
Kesan yang sama juga didapat founder sekaligus CEO Ruma, Aldi Haryopratomo. Ia merasa “kecil” seusai berjumpa orang-orang berpengalaman di Google.
“Kami rata-rata telah membangun startup selagi dua sampai tiga tahun. Kita merasa telah berpengalaman," kata Aldi.
"Namun di sana, nyatanya mata kita terbuka bahwa tak sedikit ketidak lebihan pada layanan kami. Hebatnya, kita dibantu berpikir memecahkan beberapa persoalan itu selama dua minggu,” ia menuturkan.
Ruma adalah perusahaan yang menawarkan sistem bisnis berbasis teknologi pada pengusaha mikro. Bisnis yang ditawarkan pada pengusaha mikro antara lain ialah layanan berbasis transaksi semacam penjualan pulsa, layanan pembayaran tagihan, dan layanan keuangan.
Secara garis besar, pelajaran yang diperoleh oleh para perwakilan startup Indonesia adalah mengenai taktik pemasaran, penghitungan bisnis, kegunaan tools teknis, user experience dan user interface atau UI/UX, sampai pembentukan iklim kerja yang enjoy.
Membangun jaringan
Selain mendapat ilmu baru dari ahli startup, peserta Launchpad Accelerator juga punya peluang membangun jaringan dengan startup dari negara lain yang juga ikut Launchpad Accelerator, semacam India, Thailand, Brazil, Meksiko, Malaysia, dan Vietnam.
"Saya suka space yang disediakan Google di sana. Kita bisa berkolaborasi dengan pelaku startup," kata founder iGrow, Andreas Senjaya.
Bahkan menurut Andreas, ada startup dari Brasil yang mau membuka channel iGrow dengan petani di negara asalnya.
"Pertumbuhan startup kita tidak melulu fokus di dalam negeri, tapi juga bisa ekspansi ke negara lain," kata Andreas.
iGrow adalah startup asal Depok yang menolong petani yang menganggur, lahan yang tidak terpakai, dan para investor untuk bisa menghasilkan makanan organik dengan nilai tinggi dan pendapatan yang berkelanjutan. Layanan ini berbasis perangkat lunak manajemen pertanian.
Keenam startup dipilih sebagai "wajah" Indonesia di kancah global atas berbagai pertimbangan. Antara lain basis pemakai yang telah stabil, tutorial pembagian persoalan lokal yang unik, dan tim yang kokoh.
Selain mendapat peluang jalan-jalan sambil belajar selagi dua minggu di markas Google, para startup juga bakal masih dibimbing selagi enam bulan ke depan oleh para mentor.
Masing-masing startup juga mendapat pendanaan tanpa ekuitas dari Google senilai 50.000 dollar AS atau setara Rp 666 juta.
Sumber: KOMPAS.com
Tag :
bisnis